Pembelajaran secara kolaboratif dapat memberikan nilai tambah, baik bagi peserta didik dan pendidik. Beberapa nilai tambah tersebut adalah:
1. Peserta didik memperoleh pengalaman bekerjasama antar sesama teman di kelas dengan peserta didik lain yang belum saling kenal,
2. Pembelajaran kolaborasi meningkatkan interaksi antar peserta didik yang baru saling kenal menjadi terarah karena sudah direncakan dengan oleh Pendidik,
3. Pembelajaran kolaboratif akan mendorong motivasi dan semangat kompetitif yang baik bagi peserta didik,
4. Peserta didik mendapatkan sumber belajar yang banyak tidak hanya bersumber dari pendidik di tempat belajarnya (Praktisi Dunia Usaha Dunia Industri).
Peluang terlaksananya pembelajaran kolaboratif saat ini sangat terbuka luas. Infrastruktur dan jaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Perguruan Tinggi umumnya sudah lebih siap. Sejalan dengan perkembangan TIK tersebut, maka para pendidik saat ini telah dapat mengembangkan model-model pembelajaran inovatif. Keterampilan kolaborasi menjadi salah satu dari 4 keterampilan abad 21 yang dirumuskan UNESCO, yang dikenal dengan sebutan 4C, yaitu mencakup; critical thinking, communication, creativity, dan collaboration.
Model-model Pembelajaran Kolaboratif: 1) Learning together, 2) Team Game Tournament, 3) Group Investigation, 4) Academic Constructive Controversy, 5) Jigsaw Prosedure, 6) Student Team Acheivment Division, 7) Complex Instruction, 8) Team Accelerated Instruction, 9) Cooperative Learning Structure, 10) Cooperative Integrated Reading and Composition. Sehingga seorang pendidik dalam mengembangkan model-model pembelajaran memerlukan kerjasama atau kolaborasi antara pendidik dengan berbagai jenis tenaga kependidikan dan tenaga ahli lainnya (Dunia Usaha Dunia Industri).
Berikut adalah materi Pembekalan yang dapat diunduh pada link.